PRABOWO SUBIANTO: IDE GALANG DANA PERJUANGAN MUNCUL KARENA ONGKOS POLITIK MAHAL

PRABOWO SUBIANTO: IDE GALANG DANA PERJUANGAN MUNCUL KARENA ONGKOS POLITIK MAHAL
Portal Aktual. “Berjuang secara politik ada biayanya. Akibatnya tidak semua orang baik bisa menjadi pemimpin lewat kontestasi politik.” Begitu yang disampaikan Prabowo pada diskusi bertema “Kepemimpinan” yang disiarkan DIGDAYA TV lewat halamannya di facebook.

“Ongkos politik itu mahal. Salah satu contohnya pemilihan Gubernur Jawa Barat. Ini adalah provinsi dengan jumlah penduduk sekitar 44 juta orang, lebih besar dari Negara Malaysia. Idealnya calon gubernur Jawa Barat harus keliling ke 27 kabupaten/kota, mendatangi tiap-tiap kecamatan hingga desa-desa yang ada,” lanjut Prabowo.

“Mari kita membayangkan. Untuk mendatangi tiap kabupaten/kota itu minimal butuh bensin/biaya transportasi. Ditambah untuk makan selama di perjalanan atau setelah sampai di tujuan. Kemudian kegiatan kampanye itu identik dengan mengumpulkan orang, masa mereka tidak dikasih minum. Tidak perlu dikasih yang aneh-aneh, cukup dikasih teh/kopi atau minimal air mineral, itupun juga butuh biaya,” ujar Prabowo.

“Sebagai Ketua Umum Gerindra, saya bertanggung jawab kepada anggota Gerindra dan mereka yang menaruh harapan pada Gerindra. Sehingga saya harus mencalonkan orang terbaik yang punya integritas, kapasitas, dan ekseptabilitas untuk dipilih. Sedangkan tidak semua orang baik memiliki kemampuan finansial. Sehingga ada ‘guyonan’ bahwa calon pemimpin itu harus punya kapasitas dan ‘isi tas’ yang memadai,” gurau Prabowo.

“Politik itu butuh biaya dan saya harus jujur tentang ini ke mereka yang berharap kepada Gerindra. Karena itu saya bersama rekan di Gerindra mencoba membuat mekanisme bagi mereka yang bersedia ikut meringankan biaya politik yang dijalani Gerindra. Daripada saya berhutang budi kepada penyandang dana, lebih baik saya utang budi kepada rakyat,” tegas Prabowo.

“Walaupun demikian, apresiasi layak kita berikan kepada pembuat peraturan terkait kampanye (KPU), seperti pengaturan iklan di tv, pemasangan spanduk, baliho, dst. Semoga kebijakan tersebut dapat menghasilkan proses politik lebih murah dan lebih baik bagi Indonesia,” lanjutnya.
Memimpin dengan baik adalah hak dan tanggung jawab secara kontitusi dari pemimpin yang terpilih oleh hasil kontestasi politik. Namun masyarakat juga berhak dan bertanggung jawab secara moral dengan memilih pemimpin betul-betul memiliki kapasitas. Membantu meringankan ongkos politik juga secara moral adalah tanggung jawab masyarakat.

Apakah para pembaca dan pemirsa DIGDAYA TV setuju?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santuni Korban Gempa Lombok, Prabowo Ditemani Titiek Soeharto

Dukung Prabowo : Ferry Baldan Tolak Permintaan Paloh Pimpin Bappilu Nasdem